
Ekonomi Inggris mengalami kontraksi 0,2 persen pada kuartal ketiga 2022. Kondisi ini dipercaya jadi pertanda awal Inggris akan resesi panjang. Prediksi awal menunjukkan ekonomi berkinerja lebih baik dari yang diharapkan pada kuartal ketiga, meskipun terjadi penurunan. Menurut penyedia data infrastruktur keuangan, Refinitiv, ekonomi Inggris akan kontraksi 0,5 persen. Meskipun, kontraksi sebenarnya belum mewakili resesi teknis, yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturut-turut. Dalam hal output, ada perlambatan pada kuartal untuk industri jasa, produksi dan konstruksi, sektor jasa melambat menjadi output datar pada kuartal tersebut didorong oleh penurunan layanan yang dihadapi konsumen. Bank of England pekan lalu memperkirakan resesi terpanjang akan dialami Inggris. Bahkan ada proyeksi penurunan pada kuartal ketiga kemungkinan berlangsung hingga 2024, menambah jumlah pengangguran hingga 6,5 persen. (cnbc-tbu)