Raksasa Properti Tiongkok, Evergrande gagal membayar utang-utangnya. Untuk itu saat ini Beijing tengah melakukan intervensi untuk mencegah terjadinya keruntuhan di sektor real estat akibat jatuhnya Evergrande ini. Sejumlah analis khawatir keruntuhan Evergrande dapat memicu risiko yang lebih luas untuk pasar properti Tiongkok, merugikan pemilik rumah dan sistem keuangan yang lebih luas. Terlebih mengingat Evergrande memiliki sekitar 200 ribu karyawan, meraup lebih dari 110 miliar dolar amerika dalam penjualan tahun lalu, dan memiliki lebih dari 1300 pengembangan di lebih dari 280 kota. Belum lagi sektor Real estate dan industri terkait merupakan salah satu sektor terbesar di Tiongkok menyumbang 30 persen dari PDB Negeri Tirai Bambu itu. ( tbu )
Posted in Business News