Direktur Center of Economic and Law Studies atau Celios Bhima Yudhistira menyebut, larangan ekspor minyak goreng dan CPO akan berdampak luas, salah satunya mengganggu industri lain selain minyak goreng. Pasalnya, CPO juga banyak dipakai industri untuk memproduksi berbagai jenis produk non-makanan. Seperti dimanfaatkan industri kosmetik, sabun, bahan kimia pertanian, bahan kimia pembersih, tinta mesin percetakan, bahan pelumas mesin, sampai produk bioenergi seperti briket dan biodiesel. Jika ekspor CPO di stop, negara yang membutuhkan bahan baku tersebut akan mencari alternatif lain. Bhima menerangkan, selama satu bulan pada maret 2022, nilai ekspor CPO dalam negeri 3 miliar dolar amerika, jadi Indonesia akan kehilangan jumlah itu jika ada larangan ekspor.( tbu )