Johnson and Johnson mencatat lonjakan 17% dalam jumlah gugatan baru yang menuduh bedak bayi ikonisnya menyebabkan kanker, setelah upaya terbaru perusahaan untuk memaksakan penyelesaian global dibatalkan pengadilan kebangkrutan. J and J menghadapi 73 ribu 570 gugatan dari konsumen yang menyalahkan bedak bayi atas penyakit mereka hingga akhir September. Sebelumnya, raksasa farmasi itu mengatakan menghadapi sekitar 62 ribu 830 gugatan hingga Desember 2024 terkait versi produk yang kini sudah ditarik dari pasaran. Peningkatan ini menambah beban hukum J and J atas bedak bayi berbasis talc yang ditarik dari pasar pada 2023 dan digantikan dengan versi berbahan dasar tepung jagung. Lonjakan jumlah kasus ini terjadi setelah juri di California awal bulan ini memutuskan untuk memberikan ganti rugi 966 juta dolar amerika ke keluarga seorang wanita yang meninggal dunia dan menuduh kankernya disebabkan penggunaan bedak bayi. ( tbu )



