BlackRock tetap jadi penggemar obligasi pemerintah Indonesia bertenor panjang. Alasannya, obligasi berimbal hasil tinggi ini menawarkan kompensasi risiko yang memadai, ditengah ketidakstabilan politik lokal. BlackRock, manajer aset terbesar di dunia itu baru-baru ini meningkatkan kepemilikan obligasi yang jatuh tempo 10 hingga 15 tahun, menggeser posisi dari tenor lebih pendek. Penambahan ini, disebabkan obligasi bertenor panjang yang lebih moderat terhadap penurunan suku bunga mendadak BI dan retorika dovish The Fed bulan lalu. Menurut blackrock, berita utama baru-baru ini secara inheren tidak membuatnya mengubah posisi apapun di Indonesia. Terlepas dari gejolak pasar terbaru, Blackrock menilai imbal hasil riil sekitar 3% pada obligasi Indonesia merupakan margin keamanan yang layak.



