
Microsoft mengalami kebocoran data yang membuat 2,4 TeraByte data perusahaan yang disimpan sejak tahun 2017 hingga Agustus 2022 tereksploitasi. Menurut perusahaan keamanan SOCRadar, data itu meliputi data faktur dan kontrak yang sudah ditandatangani, info kontak, serta e-mail dari 65 ribu pelanggan eksisting dan calon pelanggan 111 negara. Sumber kebocoran data menurut SOCRadar, berasal dari Azure Blob Storage yang keliru dikonfigurasi. Microsoft sendiri mengakui adanya kebocoran data yang dialami perusahaan. Namun Microsoft menilai SOCRadar terlalu membesarkan ruang lingkup insiden ini. Pasalnya, Microsoft mengeklaim ada banyak data duplikat yang merujuk pada email, proyek dan pengguna yang sama. Microsoft juga mengeklaim insiden ini bukan disebabkan kerentanan keamanan, melainkan akibat kesalahan konfigurasi. ( tbu )